Rabu, 11 Desember 2013

Kebudayaan DKI Jakarta


1.RUMAH ADAT







2.PAKAIAN ADAT






3.UPACARA ADAT
          PERNIKAHAN
Budaya betawi mengenal cara yang bertingkat-tingkat untuk sampai pada tahap berumah tangga. Tahap-tahap itu pada saat ini memang jarang atau tidak lagi dilakukan, karena berbagai halangan. Tahap-tahap tersebut adalah:

a.   Ngedelegin, mencari calon menantu perempuan yang di lakukan oleh Mak    
      Comblang.
b.  Ngelamar, pernyataan meminta pihak lelaki kepada pigak perempuan.
c.  Bawa Tende Putus, pernyataan atau kesepakatan kapan pernikahan akan 
     dilaksanakan. 
d.  Ngerudat, rombongan keluarga pengantin laki-laki menuju rumah pengantin 
     perempuan, seraya membawa serah-serahan seperti roti budaya, pesalin, sie, dan 
     lain-lain.
e.  Akad Nikah, ikrar yang di ucapkan oleh pengantin laki-laki di hadapsn wali pengantin perempuan. 
f.   Kebesaran, upacara kedua mempelai duduk di puade untuk menerima ucapan 
     selamat dari keluarga dan undangan.
g.  Negor, upaya suami merayu istrinya untuk memulai hidup baru sebagai sebuah 
     keluarga.

KHATAMAN QUR'AN


Khatam Quran di Betawi sering disebut Tamatan Quran. Upacara ini sangat penting bagi orang Betawi karena ini sebagai pertanda bahwa sesorang yang sudah melakasanakan upacara Tamatan Quran dianggap telah menjadi orang yang mengerti ajaran agama Islam. Sebab anak yang didaftarkan mengaji di langgar atau masjid oleh orang tuanya, memang tidak melulu mempelajari atau diajari bagaimana membaca Quran dengan baik dan berakhlak. 

Penentu bahwa murid sudah layak dikatagorikan tamat adalah guru ngajinya sendiri. Karena memang guru ngajilah yang mengajarkan dan mengamati secara intensif. Murid yang dianggap sudah tamat akan dipanggil gurunya dan kepada murid tersebut dikatakan bahwa dia sudah tamat. Selamatan atau kenduri menandai tamatnya si anak dalam soal mengaji Quran.

SUMBER :






Tidak ada komentar:

Posting Komentar