1.RUMAH ADAT
2.PAKAIAN ADAT
3.UPACARA ADAT
Upacara Basale Suku Anak Dalam
Suku Anak Dalam (SAD) atau Orang Rimba adalah salah satu suku bangsa minoritas yang hidup di Pulau Sumatra, tepatnya di Provinsi Jambi dan Sumatra Selatan. Mereka mayoritas hidup di Provinsi Jambi, dengan perkiraan jumlah populasi sekitar 200.000 orang.
Keberadaan Suku Anak Dalam semakin semakin lama semakin terancam kehidupannya. Hidup berpindah-pindah dari hutan yang satu ke hutan yang lain sudah menjadi sebuah tradisi. Mereka mengantungkan sepenuh hidupnya pada hutan, sementara hutan semakin lama semakin berkurang karena beralih fungsi menjadi hutan produksi. Kondisi seperti ini membuat mereka mulai turun ke kampung-kampung dan pusat kota.
Suku Anak Dalam mempunyai beragam tradisi. Salah satunya adalah upacara Basale. Upacara Basale diadakan agar para dewa, roh, serta mahluk halus (Jemalang) tidak mengganggu manusia. Upacara ini merupakan kegiatan pengobatan tradisional yang bertujuan untuk membersihkan atau mengusir roh jahat yang dianggap sebagai sumber penyakit dari jiwa si sakit.
Redab adalah salah satu alat musik yang digunakan dalam upacara, dimana masyarakat Suku Anak Dalam (Kubu) berpandangan jika alat ini dimainkan bersamaan dengan pembacaan mantra (sale) maka dapat menghilangkan pengaruh jahat dari arwah-arwah yang bermaksud mengganggu masyarakat.
Oleh karena itu mereka percaya bahwa Redab bukan hanya alat musik, tetapi juga alat komunikasi agar para dewa menerima do’a yang dibacakan oleh dukun (Malim), sehingga membantu proses penyembuhan yang sedang berlangsung. Hal tersebut menyiratkan bahwa peran instrumen redab sangatlah penting, bahkan menjadi salah satu syarat dalam upacara Besale.
Suku Anak Dalam meyakini bahwa penyakit yang diderita oleh sisakit merupakan kemurkaan dari dewa atau roh jahat oleh sebab itu perlu memohon ampunan agar penyakit yang diderita dapat disembuhkan. Cara yang dilakukan untuk memohon kesembuhan tersebut adalah dengan melakukan upaara Besale. Persiapan yang digunakan dalam upacara Besale sangat sarat dengan simbol-simbol.
Fachruddin (2005, hal.7) menjelaskan bahwa upacara Besale memiliki nyayian mantera (sale) sebanyak 33 buah yang terdiri dari 30 sale wajib dan 3 sale penutup. Sale tidak diperkenankan diucapkan kecuali pada saat upacara berlangsung.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar